Faktor-Faktor yang termasuk Lingkungan Kerja



Lingkungan kerja meliputi dua aspek yaitu lingkungan kerja fisik dan non fisik. Seperti yang dikemukakan oleh peter dan Olson (2000:5), bahwa:
Lingkungan memiliki dua aspek atau dimensi yaitu lingkungan fisik dan sosial. Dengan demikian lingkungan yang mempengaruhi organisasi bisa bersifat eksternal dan internal. Lingkungan internal yang mempengaruhi organisasi sering disebut sebagai lingkungan kerja.

Dari pernyataan-pernyataan di atas penulis hanya mengambil lingkungan kerja fisiknya saja untuk dijadikan penelitian ini. Faktor lingkungan fisik tersebut perlu mendapatkan perhatian sehingga akan dapat menimbulkan kegairahan dalam bekerja. Dalam hal ini Siagian (2002:23) mengemukakan beberapa hal yang dimaksud dengan kondisi fisik yang menyenangkan antara lain adalah:
1.      Ventilasi yang baik yang memungkinkan masuknya udara segar ke tempat pekerjaan.
2.      Penerangan yang cukup, penting dalam pencegahan kecelakaan.
3.      Adanya tata ruang yang rapi dan perabot yang disusun baik sehingga menimbulkan rasa estetika.
4.      Lingkungan kerja yang bersih yang menimbulkan rasa senang berada di tempat pekerjaan untuk waktu yang lama.

Lingkungan kerja yang bebas dari populasi udara untuk mempermudah pemeliharaan kesehatan para pegawai. Banyak faktor yang memengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja dikaitkan dengan kemampuan manusia pegawai. Barry Render dan Jay Hizer (2001:239), menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan lingkungan kerja antara lain adalah:

·        Pencahayaan
·        Suara
·        Getaran
·        Suhu kelembaban
·        Mutu udara.

Geoffrey Mills, Oliver Standingford, dan Robert C. Appleby (1991:408) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi lingkungan kerja antara lain:
·         Dekorasi
·         Ventilasi
·         Suhu
·         Penerangan
·         Akustik
·         Kesehatan dan keselamatan

Drs. Moekijat (1995:135), faktor-faktor yang penting dari kondisi kerja
fisik dalam kebanyakan kantor adalah :
·        Penerangan
·        Warna
·        Musik
·        Udara
·        Suara

Sedangkan Sedarmayanti (1996:23) menyebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja adalah sebagai berikut:
·           Penerangan/cahaya di tempat kerja
·           Temperatur di tempat kerja
·           Kelembaban di tempat kerja
·           Sirkulasi udara di tempat kerja
·           Kebisingan di tempat kerja
·           Getaran mekanis di tempat kerja
·           Bau-bauan di tempat kerja
·           Tata warna di tempat kerja
·           Dekorasi di tempat kerja
·           Musik di tempat kerja
·           Keamanan di tempat kerja
            Dari begitu banyak faktor yang termasuk dalam lingkungan kerja fisik penulis hanya mengambil sebagian faktor yang akan dibahas berikut ini:
1.      Penerangan
Sedarmayanti (1996-23), mengemukakan cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi pegawai guna mendapat keselamatan dan kelancaran kerja, oleh sebab itu perlu diperhatikan adanya penerangan (cahaya) yang terang tetapi tidak menyilaukan. Cahaya yang kurang jelas mengakibatkan penglihatan menjadi kerang jelas, sehingga pekerjaan akan lambat, banyak mengalami kesalahan dan pada akhirnya menyebabkan kurang efisien dalam melaksanakan pekerjaan sehingga tujuan organisasi sulit dicapai. Pada dasarnya, cahaya dapat dibedakan menjadi dua yaitu cahaya alam yang berasal dari sinar matahari dan cahaya buatan yang berupa lampu.
Cahaya buatan terdiri dari 4 macam yaitu :
a.       Cahaya langsung
b.      Cahaya setengah langsung
c.       Cahaya tidak langsung
d.      Cahaya setengah tidak langsung
Untuk mengukur kesatuan jumlah cahaya disebut “foot candle”. Foot candle adalah banyaknya cahaya yang dipancarkan dari sumber cahaya sebuah lilin berukuran biasa yang jatuh disuatu benda yang berjarak satu kaki (30,48 cm) dari sebuah lilin berukuran biasa. Kemampuan mata untuk dapat melihat obyek dengan jelas ditentukan oleh ukuran luminensi (brightness) dan lamanya melihat. Yang dimaksud dengan derajat kontras adalah perbedaan derajat terang relatif antara obyek dengan sekelilingnya, sedangkan luminensi berarti arus cahaya yang dipantulkan oleh obyek.
Sedangkan menurut Geoffrey Mills, Oliver Standingford, dan Robert C. Appleby (1991:408):
Pentingnya penerangan yang tepat di dalam kantor sudah jelas. Pegawai    yang terlibat dalam pekerjaan sepanjang hari rentan terhadap ketegangan pada mata yang disertai keletihan pada mental, perasaan mudah marah dan gangguan fisik lain. Penerangan yang buruk menambah kemungkinan keluaran yang rendah dan kerja yang tidak akurat.

Kantor dengan penerangan yang baik adalah kantor yang memenuhi tiga persyaratan sebagai berikut:
·        Sinar disebar secara merata tanpa membentuk bayangan yang tajam.
·        Intensitas sinar dimana saja memadai agar pekerjaan dapat dilakukan disana, sedangkan sinar yang terlalu kuat sama buruknya dengan yang tidak memadai.
·        Tidak ada cahaya yang menyilaukan secara langsung atau dipantulkan dari permukaan seperti permukaan meja atau peralatan arsip.
Dalam mempertimbangkan penerangan kita berkepentingan dengan dua jenis penerangan, yaitu alamiah dan artifisial.         
·        Penerangan alamiah
Idealnya gedung kantor tidak boleh ditutupi bayangan gedung lain dan harus membelakangi matahari dan mempunyai jendela yang  besar. Namun, gedung seperti itu jarang didapatkan dan menjadi tanggung jawab manager kantor untuk mengatur kantor sedemikian rupa sehingga manfaat terbaik dapat dibuat dari sinar alamiah yang tersedia. Pegawai yang melakukan pekerjaan yang membutuhkan ketelitian harus ditempatkan di dekat jendela. Meja kerja tidak boleh diletakkan sedemikian sehingga pegawai terpaksa menghadap sumber sinar, karena sinar yang menyilaukan baik langsung maupun dipantulkan dari permukaan meja merupakan sumber gangguan. Posisi meja yang ideal adalah posisi dimana cahaya jatuh dari belakang dan agak di sebelah kiri pegawai. Apabila jendela kantor menghadap ke arah matahari, tirai harus dipasang sehingga intensitas cahaya dan sinar yang menyilaukan dapat dikurangi.
·        Penerangan artifisial
Skema harus dirancang untuk memberikan intensitas cahaya yang memadai dimanapun pekerjaan yang dilakukan. Tingkat penerangan diungkapkan dalam istilah tingkat lux untuk, tugas kantor yang umum 300-500 lux umumnya dianggap memuaskan. Apabila pekerjaan yang membutuhkan ketelitian terus menerus dilakukan, intensitas yang lebih dari 700 lux masih diperlukan. Sistem penerangan kantor dapat dikodifikasikan secara umum di bawah ini:
a.      Penerangan dengan lampu neon umumnya digunakan dan memenuhi kebutuhan akan sinar yang langsung tetapi menyebar. Kilau dari lampu yang tidak diberi kap dapat menjadi sumber gangguan, tetapi ini dapat di atasi dengan berbagai kelengkapan.
b.      Penerangan tak langsung oleh lampu listrik memberikan sinar yang menyebar tanpa membuat silau. Perlengkapan yang digantung memantulkan cahaya ke atas ke arah langit-langit, yang pada gilirannya memantulkan sinar ke bawah. Lampu, reflektor dan langit-langit harus dijaga agar tetap bersih untuk mempertahankan intensitas sinar. Sistem terkait yang lain adalah penerangan ke atas dimana lampu berefisiensi tinggi disorotkan ke langit-langit, dan dipantulkan kembali ke permukaan media, dengan menghasilkan 500 lux pada permukaan kerja dan sinar sekeliling sebesar 300 lux.
c.      Pemerangan langsung oleh lampu listrik dengan kap yang digantung dari langit-langit umumnya dianggap tidak memuaskan karena memberikan sinar yang tersebar tidak merata dan membentuk bayangan.
d.     Penerangan meja atau mesin individual belum lazim, tetapi dapat digunakan apabila pekerjaaan tertentu memerlukan intensitas cahaya sangat tinggi.
      Lima ratus lux sama dengan sau lumen; seratus watt sinar memberikan 1000 lumen.
Intensitas (Lux) = e X a /c X m
Dimana:  e =  penerangan rata-rata dalam lux
              a  =  wilayah dinding yang akan diterangi
               c  =  koefisien penerangan
              m =  0,8 (maintenance factor).
Menurut Agus Ashari (1985:150), ada beberapa keuntungan yang diperoleh dengan dilaksanakannya sistem penerangan yang tepat yaitu sebagai berikut:
·        Terdapat kenaikan tingkat produksi.
·        Terdapat perbaikan kualitas pekerjaan para pegawai.
·        Tingkat kecelakaan yang terjadi dapat berkurang.
·        Terdapatnya kenudahan pengamatan dan pengawasan.
·        Terdapat peningkatan gairah kerja para pegawai.
·        Kerusakan barang dalam dalam proses berkurang.
·        Biaya produksi dapat ditekan.

Dari penerangan yang baik maka akan di dapat manfaat seperti terdapatnya kenaikan tingkat produksi, terdapat perbaikan kualitas pekerjaan pada karyawan, tingkat kesalahan dapat berkurang, mendapat kemudahan dalam pengawasan dan pengamatan, dapat meningkatnya prestasi bagi karyawan ataupun perusahaan dan dapat mengurangi ketegangan dan keletihan mata serta kelelahan.


2.      Udara
Sedarmayanti (1996-23), oksigen merupakan gas yang dibutuhkan oleh makhluk hidup untuk menjaga kelangsungan hidup, yaitu untuk proses metabolisme. Udara di sekitar dikatakan kotor apabila kadar oksigen dalam udara tersebut telah berkurang dan telah bercampur dengan gas atau bau-bauan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Kotornya udara dapat dirasakan dengan sesak nafas dan ini tidak boleh dibiarkan berlangsung terlalu lama karena akan mempengaruhi kesehatan tubuh dan akan mempercapat poses kelelahan.
Untuk mencapai suhu dan sirkulasi udara yang seimbang perlu adanya pengaturan Agus Ahyari (1994:172), Menyatakan pentingnya pengaturan suhu udara dapat dilakukan dengan cara:
·        Ventilasi yang cukup pada ruangan
·       Pemasangan kipas angin
·        Pemasangan air conditioning
·       Pemasangan humanditer

Dengan udara yang sehat maka akan diperoleh keuntungan mutu pekerjaaan akan lebih tinggi, kesenangan dan keselamatan pegawai yang bertambah, semangat kerja yang lebih tinggi serta kesan yang menyenangkan bagi tamu.



3.      Suara
Sedarmayanti (1996-23), mengatakan salah satu polusi yang cukup menyibukkan para pakar untuk mengatasinya adalah kebisingan, yaitu bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga. Tidak dikehendaki, karena terutama dalam jangka panjang bunyi tesebut dapat mengganggu ketenangan bekerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan kesalahan komunikasi, bahkan menurut penelitian, kebisingan yang serius bisa menyebabkan kematian. Karena pekerjaan membutuhkan konsentrasi, maka suara bising hendaknya dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan efisien sehingga produktivitas kerja meningkat.
Ada tiga aspek yang menentukan kualitas suatu bunyi, yang bisa menentukan tingkat gangguan terhadap manusia yaitu:
a.    Lamanya kebisingan
b.    Intensitas kebisingan
c.    Frekuensi kebisingan
Makin lama telinga mendengar kebisingan, makin buruk akibatnya, di antaranya pendengaran dapat makin berkurang. Intensitas biasanya diukur dengan satuan desibel (dB), yang menunjukkan jumlah gelombang suara yang sampai di telinga setiap detik dinyataan dalam jumlah getaran atau (Hz).
Menurut Agus Ahyari  ada beberapa metode untuk pengaturan suara bising, yaitu sebagai berikut:
·      Pengendalian sumber suara
·            Isolasi dari suara
·            Penggunaan peredam suara
·            Penggunaan sistem akustik
·            Penggunaan alat pelindung telinga
Dengan adanya suara bising yang ada di sekitar kantor maka akan dibuat pengendalian suara bising yang nantinya akan bermanfaat untuk meningkatkan semangat kerja karyawan, menjaga kesehatan karyawan dan dapat meningkatkan konsentrasi dalam bekerja.

4.      Tata warna
Menata warna di tempat kerja perlu dipelajari dan direncanakan dengan sebaik-baiknya. Pada kenyataannya tata warna tidak dapat dipisahkan dengan penataan dekorasi. Hal ini dapat dimaklumi karena warna mempunyai pengaruh besar terhadap perasaan. Sifat dan pengaruh warna kadang-kadang menimbulkan perasaan senang, sedih dan lain-lain, karena dalam sifat warna dapat merangsang perasaan manusia.
Di bawah ini terdapat beberapa warna yang dapat mempengaruhi perasaan manusia.
Tabel 2.1
Daftar Warna dan Pengaruhnya
Warna
Sifat
Pengaruh
Untuk ruang/Kerja
1.   Merah



2.   Kuning




3.   Biru


Dinamis, merangsang dan panas

Keanggunan, bebas, hangat


Tenang, tentram dan sejuk
Menimbulkan semangat kerja


Menimbulkan rasa gembira dan merangsang urat syaraf mata.

Mengurangi tekanan atau ketegangan
Pekerjaan sepintas (singkat)


Gang-gang jalan lorong



Berfikir konsentrasi
Sumber : Sedarmayanti (1996-29)

            Sedangkan psikologi tentang warna menurut Alex Nitisemito (1996:123) adalah :
·            Warna merah
Warna merah dapat memberikan rangsangan, memberi pengaruh panas, serta dapat menggetarkan jiwa dan perasaan orang yang melihatnya. Dapat juga mempengaruhi tekanan darah sehingga menimbulkan debaran yang sangat keras bagi yang mempunyai tekanan darah tinggi. Oleh karena itu, warna ini biasanya berhubungan dengan upacara kegembiraan dan hal-hal yang menyenangkan.
·          Warna kuning
Warna kuning mengatakan getaran suka cita dan memberikan cahaya gemilanag, megah dan kebijakan. Warna ini banyak dipakai dalam kerajaan dan diangga keramat karena merupakan lambang kebijakan dan kekuasaan.
·          Warna biru
Warna ini berhubungan dengan kepercayaan yang berhubungan dengan air dan langit. Warna ini sifatnya tenang, damai dan bersih sehingga cocok untuk ruang tidur dll.
·        Warna orange
Warna ini paling panas, mempunyai kekuatan dan tenaga luar biasa sehingga dapat menimbulkan sugesti kehidupan dan getaran semangat.
·          Warna hijau
Warna ini sesuai dengan tumbuh-tumbuhan sehingga dapat menimbulkan rasa sejuk dan segar. Warna ini menurut penyelidikan ahli ilmu jiwa dapat menimbulkan rasa tenang karena sifatnya tidak gembira atau menindas.
·          Warna violet
Warna ini melambangkan getaran tinggi dari rahasia serta melukiskan kekuatan yang tidak terkendali.
Selain warna dapat merangsang emosi atau perasaan, warna dapat memantulkan sinar yang diterimanya. Banyak atau sedikitnya pantulan dari cahaya tergantung dari macam warna itu sendiri. Menurut Agus Ahyari (1999:182) tingkat pemantulan cahaya dari warna yang dipakai adalah:
·        Atap langit-langit  warna putih pemantulannya 75%-80%.
·        Dinding atas warna hijau muda dan kunin muda pemanulannya 50%-55%.
·        Dinding bawah warna hijau tua dan kuning tua pemantulannya 25%-35%.
·        Dasar tempat kerja warna hijau sedang dan kuning sedang 30%-40%.


Keuntungan dalam penggunaan warna yang baik adalah Kantor akan nampak terlihat menarik, menambah semangat kerja karyawan, dan dapat  meningkatkan konsentrasi dalam bekerja.

5.      Dekorasi
Dekorasi sebuah kantor dapat menimbulkan efek yang dapat dilihat pada semangat kerja staf, lingkungan yang tidak menarik dapat menimbulkan depresi, sedangkan lingkungan yang menyenangkan menghasilkan kerja yang baik. Skema standar perusahaan harus dihindari karena tidak mungkin sesuai dengan setiap situasi dan karena pengulangan segera menjadi membosankan. Skema dekorasi harus disesuaikan untuk setiap ruangan tertentu, skema yang dapat diterapkan secara menarik untuk gedung modern mungkin sama sekali tidak cocok di dalam gedung yang kuno atau sudah diubah, skema yang sesuai untuk ruangan yang besar mungkin tampak menggelikan di dalam ruangan yang kecil. Gaya arsitektur dan bahan yang digunakan dalam bangunan harus diperhitungkan: permukaan beton, bata, plester, kayu, logam, kaca dan plastik mempengaruhi keseluruhan efek dekoratif.
Dekorasi di tempat kerja ada hubungannya dengan tata warna yang baik, karena itu dekorasi tidak hanya berkaitan hiasan ruang kerja saja tetapi berkaitan juga dengan cara mengatur tata letak, tata warna, perlengkapan dan lainnya untuk bekerja. Aspek suatu ruangan juga penting, ruangan yang tidak tercapai oleh sinar matahari langsung dan cenderung dingin mungkin memerlukan warna yang hangat dan cerah terdiri dari merah dan kuning sedangkan ruangan lain yang menghadap matahari mungkin memerlukan warna-warna sejuk seperti biru.

6.      Keamanan
Menurut Sedamayanti (1996:30) mengemukakan bahwa guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam keadaan aman maka perlu diperhatikan adanya keamanan dalam bekerja. Oleh karena itu, faktor keamanan perlu diwujudkan keberadaannya. Salah satu upaya untuk menjaga keamanan di tempat kerja, dapat memanfaatkan tenaga Satuan Petugas Pengaman (SATPAM).
Sedangkan menurut Geoffrey Mills, Oliver Standingford, dan Robert C. Appleby (1991:412) mengatakan bahwa ada peraturan yang berhubungan dengan perlindungan kesehatan dan keselamatan staf kantor yang bekerja. Jangkauan dan kompleksitas undang-undang yang diberlakukan tidak memungkinkan bagi manajer kantor menjadi ahli di dalamnya, dan bila perlu ia harus meminta advis hukum profesional. Untuk dapat mengusahakan bantuan seperti itu ia tentu saja harus menyadari bidang di mana mungkin terdapat batasan atas kebebasannya dalam bertindak.
Sedangakan manfaat keamanan yang baik bagi karyawan sendiri adalah untuk meningkatkan semangat kerja kayawan, mengurangi tingkat kecelakaan karyawan, meningkatkan disiplin kerja serta dapat menimbulkan rasa aman dan tentram di diri karyawan.

Comments

Popular posts from this blog

Pengertian Event Marketing

Pengertian Brand Awareness

Pedoman Penulisan Proposal Penelitian, Tugas Akhir dan Skripsi