Kegunaan Penilaian Kinerja
Veithzal Rivai (2004:312-313) mengemukakan bahwa penilaian kinerja
dapat digunakan untuk:
1) Mengetahui tingkat prestasi pegawai selama ini, 2) Pemberian imbalan
yang serasi, 3) Mendorong pertanggungjawaban dari pegawai, 4) Untuk membedakan
antara pegawai yang satu dengan yang lainnya, 5) Penugasan SDM yang masih dapat
dibedakan lagi ke dalam: penugasan kembali, promosi, training atau pelatihan,
6) Meningkatkan motivasi kerja, 7) Meningkatkan etos kerja, 8) Memperkuat
hubungan antara pegawai dengan supervisor melalui diskusi tentang kemajuan
kerja mereka, 9) Sebagai alat untuk memperoleh umpan balik dari pegawai untuk
memperbaiki disain pekerjaan, lingkungan kerja, dan rencana karir selanjutnya,
10) Riset seleksi sebagai kriteria keberhasilan/efektivitas, 11) Sebagai salah
satu sumber informasi untuk perencanaan SDM, 12) Membantu menempatkan pegawai
dengan pekerjaan yang sesuai untuk mencapai hasil yang baik secara menyeluruh,
13) Sebagai sumber informasi untuk pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
gaji, upah, insentif, kompensasi, dan imbalan lainnya, 14) Sebagai penyaluran
keluhan yang berkaitan dengan masalah pribadi maupun pekerjaan, 15) Sebagai
alat untuk menjaga tingkat kinerja, 16) Sebagai alat untuk membantu dan
mendorong pegawai untuk mengambil inisiatif dalam rangka memperbaiki kinerja,
17) Untuk mengetahui efektivitas kebijakan SDM, seperti seleksi, rekruitmen,
pelatihan dan analisis pekerjaan sebagai komponen yang ketergantungan di antara fungsi-fungsi SDM, 18)
Mengidentifikasi dan menghilangkan hambatan-hambatan agar kinerja menjadi baik,
19) Mengembangkan dan menetapkan kompensasi pekerjaan, dan 20) Pemutusan
hubungan kerja, pemberian sangsi ataupun hadiah.
Penilaian kinerja merupakan cara kerja yang paling efektif dan efisien
untuk dapat melihat perkembangan dari pegawai apakah cara kerja yang
dilaksanakan prestasinya meningkat atau malah menurun.
Comments
Post a Comment